Hening malam itu begitu mencengang nama saya Natan yang sering pulang
 malam lewat di depat rumah itu, suasana begitu misterius keadaan bagai 
malam tiada habisnya dengan waktu yang terus berjalan seakan berjalan 
sangat lama. Rumah itu begitu berkesan bagi sang pemilik, dulu pemilik 
rumah itu meninggal akibat ulah para pemburu bayaran, putri mereka yang 
begitu cantik membuat nafsu bejat sang ayah menggerutu ke uluh hati, 
bisikan malaikat-malaikat tuhan sudah tak terhiraukan lagi di hati, 
telinganya. Seruan para setan begitu terjerat di hati tiada disangka 
ulah itu terjadi saat sang istri sekaligus ibu dari gadis cantik bernama
 Renna itu tak berada di rumah.
“Renn bisa tolong ayah nggak, tolong kamu ambilin minuman ayah di 
ruang tenggah?” modus dari pikiran bejat ayahnya. Renna yang patuh dan 
tak berfikiran sampai kesitu pun, mengerjakan apa yan diperintah 
ayahnya.
“Ini yah, minumanya dingin?, apa mau dibuatin yang baru?” sambil menaruh minuman itu di meja kecil dekat tempat tidur ayahnya.
“Nggak sayang, terimakasih. Sekarang kamu tolong tutup pintu itu, lalu 
duduk di samping ayah, ayah mau bicara sama kamu sayang!!!” dengan 
menatap wajah sang ayah yang tampak serius. Tanpa bicara apapun dia 
menuruti perkataan ayahnya, lalu dia mendekat, dan duduk di samping 
ayahnya yang berada di atas tempat tidur yang lumayan luas.
“Kamu tu cantik, sayang” belai rambut Renna, yang Nampak indah. Kelakuan
 itu pun, dilakukan dengan memaksa anaknya untuk melayani nafsunya, 
Jeritan sang anak yang meronta tak dihiraukan yang terpenting 
kepuasanya. Saat bersamaan istrinya pulang, dan membuka pintu kamar, 
betapa kagetnya seorang ibu melihat anaknya dipaksa melayani nafsu sang 
ayah. Sampai kemudian setelah bercerai dengan sang suami, dan membawa 
Renna bersamanya.
Gelap mata batinya waktu itu, melihat Renna menanggis di pelukanya 
sambil berkata “mengapa ayah tega?” tanpa menjawab ibu Renna kemudian 
pergi mencari orang untuk dapat membunuh mantan suaminya itu. Malam itu 
begitu sunyi Pak. Imron tiada bekas sesal, dia tertidur dengan pulasnya,
 begitu mudah para pembunuh itu masuk, dan langsung masuk menuju ke 
kamar Pak. Imron, tanpa berfikir panjang tusukan pisau itu tepat di 
bagian hati berulang-ulang Pak. Imron berteriak, berulang kali pula 
tusukan itu mengenai bagian perut itu. Darah yang membekas di kamar itu 
begitu jelas di atas sebuah kasur, sampai-sampai tiada yang berani masuk
 untuk membersihkannya karena suara jeritan, dan bagian tubuh Pak. Imron
 yang mengenaskan sering terdengar, dan terlihat oleh para tetangga di 
sekitaran rumah itu sambil meminta tolong.
Beberapa tahun setelah kejadian ibu gadis cantik itu tertangkap 
polisi dengan para pembunuh yang dia bayar, tetapi arwah Pak. Imron itu 
tetap bergentayangan sampai sekarang. Entah apa yang dia minta 
sampai-sampai dia tak bisa tenang, tetap menjadi hantu yang sering 
menampakan dirinya setiap pukul 01.00 WIB, sama seperti kejadian itu 
berlangsung. Ditambah bertahun-tahun setelah kejadian rumah itu tak 
pernah ditempati, setiap ada yang menempati pasti mereka terusik dengan 
kejadian itu, sama seperti saya yang berjalan menyusuri jalan petang 
dekat dengan rumah itu sepulang kerja tepatnya pukul 01.00 WIB, mata ini
 tak menyangka akan menangkap sosok itu begitu hancur tubuhnya dengan 
darah yang mengalir, sambil mulutnya meminta pertolongan. Kaki saya 
begitu terpaku di bumi, mulut begitu susah berteriak sampai saya 
akhirnya pingsan, dan ditolong warga tetangga saya kemudian dibawah ke 
rumah, setelah kejadian itu saya benar-benar tak ingin melewati rumah 
itu lagi. Tetapi Renna menguatkan hati saya untuk dapat lebih percaya 
dengan iman saya, benar Renna yang kumaksud ialah Renna yang saya 
ceritakan yang sekarang menjadi pendamping hidup saya, meski seperti 
itulah masa lalunya saya tetap terima dia apa adanya.