Dalam kehidupan sehari-hari, istilah atmosfer biasa 
dikenal sebagai udara yang berada di sekitar kita dengan ketinggian 
hingga ± 1.000 kilometer.
a.    Unsur yang jumlahnya banyak dan mempunyai kadar tetap.
Nitrogen (N2)               : 78,08%
Oksigen (02)                : 20,94%
Argon (Ar)                   : 0,93%
Karbon dioksida (C02)    : 0,03%
Atmosfer mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai berikut :
a. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan kecuali bentuk angin.
b. Dinamis dan elastis atau dapat mengembang atau mengerut.
c. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
d. Mempunyai berat sehingga memiliki tekanan.
a. Karakteristik Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri atas banyak lapisan. Tiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Lapisan-lapisan atmosfer adalah :
1) Troposfer
Merupakan lapisan atmosfer yang letaknya paling dekat
 dengan permukaan bumi yaitu 0-12 Km. Di lapisan ini terjadi berbagai 
gejala cuaca dan iklim seperti hujan, badai, arah angin, dan sebagainya.
 
Lapisan ini mempunyai ketebalan yang berbeda-beda di tiap wilayah di 
atas Bumi. Di atas kutub, tebal lapisan ini sekitar 9 km. Semakin dekat 
dengan daerah khatulistiwa lapisan ini semakin tebal hingga mencapai 12 
km. Perbedaan ketebalan ini disebabkan oleh rotasi Bumi, akibatnya 
terjadi perbedaan kondisi cuaca antara kutub dan khatulistiwa. Yang 
istimewa, lapisan ini menjadi tempat terjadinya proses-proses cuaca, 
seperti awan, hujan, serta proses-proses pencemaran lainnya. Pada 
lapisan ini tinggi rendahnya suatu tempat di permukaan Bumi berpengaruh 
terhadap suhu udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien geothermis, 
yaitu semakin tinggi (tiap kenaikan 1.000 meter) suatu tempat di 
permukaan Bumi, temperatur udaranya akan turun rata-rata sekitar 6°C di 
daerah sekitar khatulistiwa. Peralihan antara lapisan troposfer dengan 
stratosfer disebut tropopause.
 
2) Stratosfer
Lapisan di atas troposfer adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini 
tidak berlaku hukum gradien geothermis karena semakin tinggi posisi di 
tempat ini, suhu akan semakin naik. Hal ini disebabkan kandungan uap air
 dan debu hampir tidak ada. Karakteristik yang menarik pada lapisan ini 
adalah adanya lapisan ozon yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. 
Ozon melindungi manusia dari radiasi sinar ultraviolet. Keberadaan ozon 
sekarang ini semakin menipis karena adanya pencemaran dari gas CFC 
(Chloroflourocarbons). Di atas lapisan stratosfer terdapat lapisan 
stratopause yang merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan 
mesosfer. Lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian 12 – 50 Km dari 
permukaan bumi.

 
3) Mesosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang berada di atas lapisan stratosfer, pada 
ketinggian 50 – 80 Km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini, energi 
Matahari yang diserap hanya sedikit sehingga temperatur turun dengan 
sangat drastis, yaitu pada ketinggian 80 km suhunya mencapai – 90º C. 
Lapisan mesosfer melindungi bumi dari meteor dan benda-benda luar 
angkasa yang menuju ke Bumi.
4) Termosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian 80 – 500 Km dari 
permukaan bumi. Pada lapisan terjadi penguraian gas menjadi atom-atom 
sebagai akibat dari radiasi ultra violet dan sinar X, serta berkurangnya
 daya campur antar gas.
Di lapisan ini suhu udara mulai naik secara bertahap hingga mencapai 
1000º C. Pada lapisan ini terdapat proses ionisasi. Ionisasi adalah 
proses dimana atom yang netral kehilangan sebuah elektron dan dari 
sebuah elekton akan menjadi elektron negatif, oleh sebab itu lapisan ini
 bermuatan listrik, sehingga lapisan ini dapat dimanfaatkan untuk bidang
 pantul gelombang radio.
5) Eksosfer
5. Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian di atas 500 Km
 dari permukaan bumi, merupakan lapisan paling luar dari atmosfer bumi 
yang menyatu dengan ruang hampa udara di angkasa luar. Batas atas 
lapisan ini adalah ruang antar planet. Pada lapisan ini molekul udara 
sudah sangat langka. Hal ini memungkinkan terlepasnya partikel-partikel 
netral terhadap pengaruh gravitasi bumi.
Lapisan ini merupakan lapisan terluar yang mengandung
 gas hidrogen dan kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di ambang
 angkasa luar. Cahaya redup yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul
 pada lapisan eksosfer yang sebenarnya merupakan pantulan sinar matahari
 oleh partikel debu meteor yang banyak jumlahnya dan bergelantungan di 
angkasa.
CUACA DAN IKLIM
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada suatu tempat atau daerah yang sempit.
Sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah 
yang relatif luas dengan waktu yang relatif lama. llmu yang mempelajari 
tentang cuaca disebut meteorologi, sedangkan ilmu yang mempelajari iklim
 disebut klimatologi. Kondisi cuaca harian diamati oleh suatu lembaga 
yang disebut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),
Perbedaan Cuaca dan Iklim
Unsur-unsur cuaca dan iklim antara lain sebagai berikut.
a. Suhu udara
Suhu udara diukur dengan termometer. Kertas yang berisi catatan tentang suhu disebut termogram.
Faktor-faktoryang mempengaruhi suhu udara antara lain sebagai berikut :
a. Sudut datangnya sinar matahari.
b. Jarak dari laut.
c. Tinggi suatu tempat.
Semakin tinggi letak suatu tempat maka suhu udara semakin rendah, 
Garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai 
rata-rata suhu udara sama disebut isoterm.
b. Tekanan udara
Tekanan udara berbeda-beda bergantung pada tempat dan waktu. Besarnya
 tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb). Alat untuk mengukur 
tekanan udara disebut barometer.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang bertekanan udara sama disebut isobar.
c. Angin
Angin adalah aliran udara dari tempat satu ke tempat yang lain. Angin
 mempunyai arah dan kecepatan. Untuk mengetahui arah angin digunakan 
bendera angin atau kantong angin. Alat untuk mengukur kecepatan angin 
disebut anemometer. Hasil catatan anemometer disebut anemogram. Satuan 
kecepatan angin adalah km/jam atau knot.
d. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Alat untuk 
mengukur kelembaban udara disebut higrometer. Kelembaban udara 
dinyatakan dengan satuan gram per meter kubik (g/m3).
e. Curah Hujan
Berubahnya uap air menjadi butir-butir air dan jatuh ke permukaan 
bumi. Sesuai dengan unsur-unsur iklim maka hal yang berkaitan dengan 
lokasi, seperti letak garis lintang, tinggi tempat, dan sifat wilayah 
dapat menentukan iklim dan cuaca. Berdasarkan letak garis lintang dan 
lokasi wilayah yang semakin menjauhi garis khatulistiwa atau semakin 
mendekati daerah kutub, maka iklim dan udaranya semakin dingin. 
Berdasarkan letak garis lintang, iklim di muka bumi dapat 
diklasifikasikan menjadi empat tipe. Klasifikasi ini disebut 
klasifikiasi iklim matahari, antara lain sebagai berikut :
a. Iklim Tropik terletak di daerah antara 231/2° LU – 23 1/2° LS.
b. Iklim Subtropik terletak antara 23 1/2 ° – 35°, baik LU maupun LS.
c. Iklim Sedang terletak antara 351/2° – 66 1/2 °, baik LU maupn LS.
d. Iklim Dingin terletak antara 66, 1/2° – 90°, baik LU maupun LS.
Atas dasar klasifikasi iklim di atas, Indonesia termasuk wilayah beriklim tropik.
§ 
TIPE-TIPE HUJAN
Hujan merupakan proses lanjutan dari naiknya massa udara/awan. Uap 
air yang terkandung dalam awan tersebut akan berubah menjadi butir-butir
 air yang besar dan akhirnya jatuh ke Bumi. Proses terjadinya hujan dan 
besarnya curah hujan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah 
yang lain. Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama pada suatu peta 
ditunjukkan oleh garis isohyet. Berdasarkan proses terjadinya, hujan 
dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Hujan Orografis
Hujan ini terjadi karena udara yang membawa uap air dari laut dipaksa
 naik oleh adanya pegunungan. Wilayah yang tidak turun hujan di sisi 
lain gunung atau pegunungan dikenal dengan sebutan daerah bayangan 
hujan.
2) Hujan Zenithal
Hujan zenithal terjadi karena adanya pertemuan arus konveksi yang 
membawa uap air di daerah khatulistiwa. Dengan adanya pertemuan dua arus
 konveksi menyebabkan tabrakan dan kedua massa udara naik ke atas.
3) Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi karena pertemuan dua massa udara yang berbeda 
suhunya. Perbedaan suhu ini menyebabkan massa udara yang panas dipaksa 
naik ke atas.
ü Di Indonesia curah hujan tertinggi terdapat di daerah Kranggan. 
Daerah ini terletak di lereng barat Gunung Slamet. Curah hujannya ± 
8.305 mm/ tahun. Daerah yang lain adalah Tenjo, dekat Baturaden, Jawa 
Tengah. Jumlah curah hujannya ± 7.069 mm/tahun.
ü Curah hujan paling sedikit terdapat di Palu, ibu kota Sulawesi 
Tengah. Curah hujannya dalam satu tahun ± 547 mm. Daerah lainnya adalah 
Asembagus, Jawa Timur. Curah hujannya dalam satu tahun ± 886 mm.
JENIS-JENIS ANGIN
Perubahan siang dan malam menyebabkan perbedaan penerimaan sinar 
matahari. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan suhu (temperatur) 
di berbagai tempat di permukaan Bumi termasuk di daratan dan lautan. 
Suhu yang tinggi mempunyai tekanan udara yang lebih rendah. Sementara 
itu, suhu yang rendah memiliki tekanan udara yang tinggi. Perbedaan 
inilah yang menyebabkan terjadinya angin.
a. Angin Lokal
1. Angin Darat dan Angin Laut
2. Angin Darat Angin Laut
Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan, 
sementara itu pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari lautan. 
Perbedaan suhu ini akan mempengaruhi tekanan udara antara darat dan 
laut. Pada siang hari tekanan udara daratan lebih rendah daripada lautan
 sehingga udara bergerak dari laut ke darat dan disebut 
angin laut.
 Sebaliknya, pada malam hari tekanan udara daratan lebih tinggi daripada
 lautan sehingga udara bergerak dari darat ke laut dan disebut 
angin darat.
b. Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada malam hari puncak gunung lebih cepat dingin daripada lembah. 
Sementara itu, pada siang hari puncak gunung lebih cepat panas daripada 
lembah. Perbedaan suhu udara antara puncak gunung serta lembah ini akan 
mempengaruhi tekanan udaranya dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi 
angin yang bertiup. Pada malam hari tekanan udara di puncak gunung lebih
 tinggi daripada lembah sehingga angin bertiup dari puncak gunung ke 
lembah dan disebut angin gunung. Sebaliknya, pada siang hari tekanan 
udara di puncak gunung lebih rendah daripada di lembah, akibatnya angin 
bertiup dari lembah ke puncak gunung dan disebut angin lembah.
c. Angin Fohn
Angin fohn merupakan kelanjutan dari proses terjadinya hujan 
orografis. Setelah terjadi hujan di salah satu sisi lereng gunung, angin
 yang sudah tidak membawa uap air ini tetap meneruskan embusannya 
menuruni sisi lereng gunung yang lain. Oleh karena sifatnya yang kering,
 tumbuhan yang dilaluinya menjadi layu sehingga berdampak negatif pada 
usaha pertanian.
Penyebutan angin fohn berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Penyebutan itu antara lain:
a) Angin brubu di Sulawesi Selatan.
b) Angin bohorok di Deli (Sumatra Utara).
c) Angin kumbang di Cirebon (Jawa Barat).
d) Angin gending di Pasuruan dan Probolinggo (Jawa Timur).
e) Angin wambrau di Papua.
d. Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon dan angin antisiklon antara belahan Bumi utara dan selatan arahnya berbeda. 
Angin siklon
 merupakan udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara 
tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah di bagian dalam. 
Sementara angin 
antisiklon bergerak dari daerah pusat tekanan 
udara tinggi menuju tekanan udara rendah yang mengelilinginya di bagian 
luar. Gerakan arah angin ini berputar. Di daerah tropis, angin siklon 
sering terjadi di laut. Penyebutan angin siklon di beberapa daerah 
berbeda-beda di antaranya sebagai berikut :
a) Hurricane, yaitu angin siklon di Samudra Atlantik.
b) Taifun, yaitu angin siklon di Laut Cina Selatan.
d) Tornado, yaitu angin siklon di daerah tropis Amerika.
e. Angin Muson/Musim
Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson 
barat dan angin muson timur. Angin muson barat terjadi pada bulan 
Oktober–April. Pergerakan angin muson barat yang kaya uap air 
mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. 
Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan. Angin muson 
timur terjadi pada bulan April–Oktober. Angin muson timur yang bersifat 
kering mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim 
kemarau. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara
B. Hidrosfer
Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang 
terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, 
maupun gas. Setiap air di bumi mengalami fase tersebut dalam siklus 
hidrologi. Dalam kehidupan, air mempunyai fungsi yang sangat penting. 
Air dibutuhkan untuk mandi, mencuci, memasak, menyirami, dan sebagainya.
a. Siklus Hidrologi
Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan yang 
dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya.
 Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus
 hidrologi berlangsung. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud 
melalui siklus hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari 
menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun
 transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami 
pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan 
terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya 
jatuh menjadi hujan (presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan 
meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi 
air permukaan (run off). Baik aliran air bawah tanah maupun air 
permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau, 
dan waduk). Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi.

 
Jadi siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air 
di bumi yang mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak. Siklus 
Hidrologi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi atau
 peredaran air secara umum. Siklus hidrologi terjadi karena 
proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meteorologi dan klimatologi 
sebagai berikut :
a. Evaporasi, yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang merupakan proses perubahan dari wujud air menjadi gas.
b. Transpirasi, yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan melalui permukaan daun.
c. Evapotranspirasi, yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d. Kondensasi, yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik air (pengembunan) akibat terjadinya penurunan salju.
e. Infiltrasi, yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
Secara umum macam siklus hidrologi berdasarkan jalur yang dilewati air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Siklus pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan
 laut, kemudian terbentuk awan dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan 
laut.
b. Siklus sedang, yaitu proses penguapan dari laut 
maupun dari darat kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah
 daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir lagi 
ke laut melalui sungai di permukaan.
c. Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi di 
permukaan laut, kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke daratan 
yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir ke laut melalui
 sungai permukaan dan aliran bawah tanah.
b. Bentuk-bentuk Tubuh Air
Bentuk-bentuk tubuh perairan darat dan pemanfaatannya antara lain sebagai berikut :
1) Sungai
Sungai adalah bentuk aliran air yang melalui saluran 
atau lembah alami dengan bervariasi mulai kecil hingga besar. 
Jenis-jenis sungai adalah sebagai berikut :
1) Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari air hujan. Sebagian besar sungai di Indonesia adalah sungai hujan.
2) Sungai gletser adalah sungai yang sumber mata 
airnya berasal dari pencairan salju. Sungai yang demikian terdapat di 
daerah kutub dan di daerah gunung bersalju dengan ketinggian sekitar 
5.000 m.
3) Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan salju.
Berdasarkan besar-kecilnya aliran, sungai dibedakan atas berikut ini :
a) Sungai permanen, yaitu sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun.
b) Sungai periodik, yaitu sungai yang mengalir secara tidak tetap dan bergantung pada curah hujan.
Berdasarkan genetiknya, sungai dibedakan atas berikut.
c) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya mengikuti lereng asli.
d) Sungai subsekuen, yaitu arah aliran anak sungai tegak lurus pada sungai konsekuen.
e) Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya beriawanan dengan sungai konsekuen.
2) Rawa
Rawa merupakan daerah yang selalu tergenang air. 
Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air sungai, maupun dari sumber
 mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi 
kehidupan. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai 
bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas dan 
sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian 
pasang surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai daerah wisata.
3) Danau
Hampir sama dengan rawa, danau juga merupakan 
genangan. Namun, genangan ini terjadi karena adanya cekungan (basin) 
yang terisi air. Cekungan ini bisa terjadi karena beberapa sebab, 
misalnya karena adanya proses tektonik seperti patahan, yang membentuk 
danau tektonik seperti
Danau Singkarak di Sumatra. Proses vulkanik membentuk
 danau vulkanik seperti Danau Batur di Bali. Pelarutan batuan karst juga
 akan menghasilkan danau dolina. Mencairnya es akan membentuk danau 
glasial. Sementara itu, danau buatan manusia sering disebut waduk atau 
bendungan.
c. Air Tanah
Air tanah merupakan bagian dari air di bumi yang 
berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap 
ke dalam tanah kemudian terkumpul pada suatu lapisan batuan yang tidak 
tembus atau kedap air (impermeable). Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dari
 total air di Bumi, air tanah merupakan air tawar yang banyak digunakan 
untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti memasak, mandi, dan mencuci. 
Jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah 
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah hujan, intensitas curah 
hujan, pori-pori batuan (porositas), kekedapan batuan terhadap air 
(permeabilitas), kemiringan lereng, penutupan permukaan lahan, dan 
kelembapan udara.
d. Laut
1) Letak Laut
Berdasarkan letak pulau-pulau atau daratan, laut dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut :
1) Laut tepi, letaknya di tepi benua dan terhalang 
dari lautan oleh pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan, 
letaknya terhalang oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina dari Samudra 
Pasifik; Laut Jepang, letaknya terhalang oleh Kepulauan Jepang dan 
Samudra Pasifik; serta Laut Utara, letaknya terhalang oleh Kepulauan 
Inggris dan Samudra Atlantik.
2) Laut pertengahan, letaknya di antara dua benua dan
 mempunyai gugusan kepulauan serta kedalaman laut yang dalam. Contohnya 
Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut-laut yang berada di antara Asia, 
Australia, serta Kepulauan Indonesia, laut yang berada di antara Benua 
Eropa dan Afrika di Kepulauan Yunani.
3) Laut pedalaman, letaknya hampir seluruhnya 
dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut 
Kaspia, dan Laut Merah.
2) Zona Laut
Laut mempunyai kedalaman dasar yang berbeda-beda. 
Dasar laut membentuk lereng mulai garis pantai ke arah tengah laut. 
Kedalaman laut makin bertambah dengan makin jauh jaraknya dari daratan 
pantai. Berdasarkan zona kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi 
beberapa zona sebagai berikut :
Zona laut
1. Zona litoral atau zona pasang surut, merupakan 
wilayah laut yang berada di antara pasang naik dan pasang surut air 
laut. Zona ini sering disebut dengan daerah pantai.
2. Zona neritik, merupakan wilayah laut yang berada 
di antara garis pantai kedalaman 200 m. Pada zona ini sinar matahari 
masih dapat menembus ke dalam. Ikan dan sejenisnya serta tumbuhan laut 
banyak dijumpai pada zona ini.
3. Zona batial, merupakan wilayah laut yang berada 
pada kedalaman 200–2.500 m. Pada zona ini sinar matahari sudah tidak 
mampu menembus ke dalam sehingga organisme laut tidak sebanyak pada zona
 neritik. Zona batial biasanya merupakan lereng benua (continental 
slope) yang curam dan berbatasan dengan landas benua (continental 
shelf).
4. Zona abisal, merupakan wilayah laut yang mempunyai
 kedalaman lebih dari 2.500 m. Suhu pada wilayah ini sangat dingin. 
Hewan laut yang dapat hidup hanya terbatas dan tumbuhan laut sudah tidak
 ada.
3) Batas Landas Kontinen, Laut Teritorial, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
a. Batas Landas Kontinen
Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan 
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. 
Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia dapat 
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), 
laut Nusantara, andas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
b. Laut Teritorial
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi 
Juanda pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa 
batas perairan laut wilayah Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari 
garis pantai masing-masing pulau sampai titik terluar. Deklarasi ini 
juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara.
1) Laut Teritorial (Laut Wilayah)
Merupakan laut yang lebarnya 12 mil laut yang diukur 
sejajar dengan garis dasar atau pangkal. Garis dasar atau pangkal adalah
 garis yang dibentuk pada saat air laut surut pada pulau-pulau terluar 
dalam wilayah Indonesia. Negara Indonesia mempunyai kedaulatan penuh 
atas wilayah laut ini.
2) Laut Nusantara
Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang
 dibatasi oleh garis dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan 
atas wilayah laut ini berada sepenuhnya di tangan negara Indonesia.
3) Landas Kontinen
Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat 
kontinen/ benua dengan kedalaman laut sampai 200 m. Wilayah landas 
kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada 
wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih dapat dimungkinkan
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah 
Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980. Pengumuman ini berpengaruh 
terhadap wilayah Indonesia dan negara-negara lain. Wilayah laut 
Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari sebelumnya. Pihak asing 
dilarang mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE. Penentuan batas wilayah
 laut dengan negara tetangga dilakukan dengan kesepakatan bersama.
Zona Ekonomi Ekslusif
ZEE merupakan wilayah laut yang lebarnya 200 mil laut. Indonesia mempunyai kepentingan atas ZEE antara lain sebagai berikut :
1. Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam.
2. Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan laut.
3. Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut.